Olimpiade Paris 2024

Olimpiade Paris 2024

Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 menuai kontroversi karena salah satu segmen yang dianggap menyinggung. Dalam segmen tersebut, terdapat parodi dari “Perjamuan Terakhir” karya Leonardo da Vinci, yang menggambarkan Yesus Kristus dan para muridnya. Parodi ini dianggap tidak pantas oleh beberapa kelompok karena mengambil tema sakral dan mengaitkannya dengan acara hiburan, khususnya dalam konteks Olimpiade yang seharusnya bersifat universal dan inklusif.

Selain itu, kontroversi juga muncul terkait segmen yang menampilkan LGBTQ di dalamnya. Beberapa pihak melihat ini sebagai penghormatan terhadap budaya inklusif Paris dan komunitas LGBTQ, yang memiliki sejarah panjang di kota tersebut. Namun, bagi yang lain, ini dianggap tidak pantas untuk disajikan dalam acara pembukaan Olimpiade, yang seharusnya lebih netral dan menghindari tema yang bisa memicu perdebatan sosial dan politik.

Perbedaan pandangan ini menunjukkan sensitivitas tinggi dalam menyatukan berbagai budaya, kepercayaan, dan identitas dalam acara global seperti Olimpiade. Sementara beberapa orang memuji upacara tersebut karena keberaniannya untuk menampilkan keberagaman dan kebebasan berekspresi, yang lain merasa bahwa itu melangkahi batas-batas yang seharusnya dihormati dalam konteks internasional.

Sumber: BBC News, The Guardian, France 24, Reuteurs

Rachael Gunn Mewakili Australia di Olimpiade Paris 2024, Kritik Maskulinitas Breakdance dan Raih Nilai 0

Rachael Gunn, yang dikenal dengan nama panggungnya “Raygun,” menjadi perwakilan Australia dalam cabang olahraga breakdance yang pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024. Raygun dikenal dengan gerakan dan gaya uniknya, Raygun berusaha membawa perspektif baru dalam dunia breakdance yang selama ini didominasi oleh maskulinitas. Raygun merupakan lulusan S3 Kajian Budaya dari Universitas Macquarie di tahun 2007 dengan spesialisasi budaya politik breakdance.

Raygun sebelumnya telah vokal dalam mengkritik elemen maskulin yang dianggapnya terlalu mendominasi dunia breakdance. Menurutnya, breakdance seharusnya lebih inklusif dan ekspresif, memberikan ruang bagi berbagai bentuk kreativitas tanpa batasan gender. Dalam upayanya untuk mengekspresikan pandangannya, Raygun tampil dengan serangkaian gerakan yang menurutnya menantang norma-norma tradisional breakdance.

Namun, gerakan yang ia tampilkan di panggung Olimpiade Paris ini dianggap terlalu eksperimental oleh para juri. Beberapa kritikus bahkan menyebut gaya tari Raygun sebagai “aneh” dan “tidak sesuai dengan standar kompetisi.” Akibatnya, Raygun harus menerima kenyataan pahit, yaitu mendapatkan nilai 0 dari para juri.

Keputusan juri ini menuai berbagai reaksi di media sosial, dengan beberapa pihak mendukung kebebasan berekspresi yang diusung Raygun, sementara yang lain menganggapnya terlalu radikal untuk sebuah kompetisi internasional seperti Olimpiade.

Terlepas dari hasil yang kurang memuaskan, Raygun tetap memegang teguh prinsipnya bahwa breakdance harus berkembang dan mencerminkan keragaman kreativitas. Dia berharap kehadirannya di Olimpiade dapat membuka diskusi tentang bagaimana breakdance dapat menjadi lebih inklusif di masa depan. Di Twitter, banyak beredar meme yang diambil dari pose unik Raygun sedang melakukan kritik breakdance.

Sumber: ABC News Australia, Olympics.com, Twitter

Indonesia Raih 2 Emas dan 1 Perunggu di Olimpiade Paris 2024

Indonesia mencatatkan prestasi gemilang di Olimpiade Paris 2024 dengan berhasil meraih 2 medali emas dan 1 medali perunggu. Prestasi ini menunjukkan kekuatan dan ketangguhan para atlet Indonesia di berbagai cabang olahraga, serta membawa kebanggaan besar bagi seluruh rakyat Indonesia.

Medali Perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung di Bulutangkis

Medali pertama bagi Indonesia dipersembahkan oleh Gregoria Mariska Tunjung yang berhasil meraih medali perunggu di cabang olahraga bulutangkis nomor tunggal putri. Dalam pertandingan perebutan medali perunggu yang berlangsung sengit, Gregoria menunjukkan ketangguhannya dengan mengalahkan lawan dari Korea Selatan, An Se-young, dengan skor 21-11, 13-21, 16-21. Raihan medali ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Gregoria di ajang Olimpiade.

Medali Emas Pertama dari Veddriq Leonardo di Panjat Tebing

Medali emas pertama bagi Indonesia disumbangkan oleh Veddriq Leonardo yang berkompetisi di cabang olahraga panjat tebing nomor speed putra. Veddriq, yang dikenal sebagai salah satu atlet panjat tebing tercepat di dunia, berhasil mencatatkan waktu 4,90 detik di final, mengalahkan pesaingnya Peng Wu dari China. Prestasi ini tidak hanya membawa emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris 2024, tetapi juga menegaskan dominasinya di dunia panjat tebing.

Medali Emas Kedua dari Rizki Juniansyah di Angkat Besi

Emas kedua Indonesia datang dari cabang olahraga angkat besi melalui Rizki Juniansyah yang bertanding di kelas 73 kilogram putra. Rizki berhasil mengangkat total beban 354 kg, mengungguli pesaingnya Weeraphon Wichuma dari Thailand dengan total beban 346 kg dan Dimitrov Bozhidar dari Bulgaria dengan total beban 344 kg. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri karena Rizki berhasil memecahkan rekor dan sekaligus mengamankan emas kedua bagi Indonesia.

Dengan raihan 2 emas dan 1 perunggu, Indonesia telah menunjukkan kemampuannya di panggung olahraga dunia. Prestasi para atlet ini diharapkan dapat terus memotivasi generasi muda untuk berprestasi di masa depan.

Sumber: Olympics.com, Kompas, CNN, Detik

Post Comment