Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
_______________________________________________________________________________________
Oriza
Untuk Satria Unggul Wicaksana
Hotel kecil itu terletak di pemukiman padat kota Surabaya
Surabaya yang oleh Howard Dick disebut sebagai city of work
Di jalan berdebu toko bengkel dan warung-warung berjejalan
Tak kusangka di tempat ini kutemukan Indonesia-ku
Indonesia seperti perempatan jalan tak jauh dari hotel itu
Pengendara mobil dan motor berjubel menunggu lampu hijau
Ada yang terasa dekat namun tak mudah untuk dijelaskan
Indonesia yang denyut jantungnya berdetak setiap saat
Di Oriza kurasaan gerak tak beraturan riuh berdesakan
Warganegara yang tak henti mencari udara segar di jalanan
Bergulat pantang menyerah di bawah terik matahari katulistiwa
Indonesia yang warganya berani berdiri diatas kakinya sendiri
Karang Menjangan, 30 Juli 2024
____________________________________________________________________________________
Pantura
Jalan raya itu tak pernah tidur
Sejarah terpanjang di negeri ini
Kisah Perjumpaan dan pertukaran
Urat Nadi yang mengalirkan darah
Berabad-abad legenda dicatat
Keagungan dan Kesucian dimitoskan
Jejak-jejak penaklukan disembunyikan
Penderitaan dan tragedy disingkirkan
Jalan raya itu tak pernah tidur
Di jalan raya itu masa lalu dikuburan
Masa kini dipentaskan dan dirayakan
Mimpi-mimpi masa depan ditorehkan
Statiun Tegal, 4 Agustus 2024
___________________________________________________________________________________
Ikan Busuk
Ikan membusuk dimulai dari kepalanya
Seperti negeri ini membusuk dari istana
Niat busuk itu merayap dari ruang gelapnya
Menjalar keluar dari bilik-bilik istana
Seperti ikan yang berenang di laut
Niat busuk itu menyelinap ke ruang publik
Licin meliuk di kelok-kelok jalanan
Bau anyirnya tak mungkin disembunyikan
Kepala ikan itu terlihat mulai busuk
Menjalar perlahan ke sekujur tubuhnya
Bau busuknya menguar di udara
Membuat hawa pengap di seluruh negeri
Tonjong Bogor, 15 Agustus 2024
___________________________________________________________________________________
Jalak Putih
Seekor jalak putih entah datang dari mana
hinggap di pohon jati di kebunku
Kicaunya terdengar nyaring riang entah
aku tak tahu mau mengabarkan apa
Ada warna hitam mengalungi lehernya
sayap putihnya berkepak-kepak
Burung jalak putih itu seperti mengatakan
kepadaku aku datang untukmu
Ada perasaan gelisah memang beberapa
hari terakhir ini didalam hatiku
Berita-berita yang kuterima mengabarkan
ada yang sedang bergejolak disana
Orang-orang marah karena ada yang ingin
menodai kehidupan bersama
Orang-orang muak karena
ketidakpantasan dipamerkan tanpa rasa malu
Mungkinkah jalak putih itu terbang dari
jauh untuk mengabarkan hal itu?
Adakah kicau riang nyaringnya ingin
mengatakan engkau tak usah risau?
Akan selalu ada orang-orang yang
melawan mereka yang jumawa
Kepantasan kehidupan bersama harus
terus dijaga dan harus ditegakkan
Tonjong-Bogor, 24 Agustus 2024
__________________________________________________________________________
Biodata
Riwanto Tirtosudarmo, penyair kelahiran Tegal. Beberapa buku puisinya yang telah terbit antara lain Secangkir Kopi di Pagi Hari (2023), Di Galeri Sumbing (Media Nusa Creative, 2024). Pada tahun 2024 mendapatkan fulbright fellowship untuk intercultural/multicultural diversity studies di Universitas Boston.
Post Comment