Peretasan Indodax: Kerugian Ditaksir Rp 338 Miliar
Platform jual-beli aset kripto Indodax diduga menjadi korban peretasan yang menyebabkan kerugian besar. Hingga saat ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 338 miliar atau sekitar 22 juta dolar AS.
Kronologi Peretasan
Peretasan ini terdeteksi sejak Rabu, 11 September 2024, ketika tim keamanan Indodax menemukan indikasi keamanan di platform mereka. Firma keamanan blockchain SlowMist dan platform analitik blockchain LookonChain melaporkan bahwa hacker berhasil mencuri berbagai jenis kripto dan token dari dompet kripto Indodax.
Detail Kerugian
Menurut laporan, hacker berhasil mencuri:
- 25,01 keping Bitcoin senilai sekitar Rp 21 miliar.
- 666,55 keping Ethereum dan berbagai token berbasis Ethereum dengan total nilai sekitar Rp 225 miliar.
Tindakan Indodax
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi lebih lanjut terkait insiden ini. Ia menegaskan bahwa kerugian berasal dari aset perusahaan dan tidak merugikan anggota atau pengguna platform. Saldo member dalam bentuk kripto atau rupiah tetap terjaga.
Respons dan Imbauan
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah memanggil Indodax untuk memberikan klarifikasi terkait insiden ini. Bappebti juga mengimbau para investor untuk tetap tenang dan tidak khawatir, serta memastikan bahwa investigasi akan dilakukan secara menyeluruh.
Langkah Ke Depan
Indodax sedang dalam proses memperbaiki sistem keamanan mereka dan melakukan pembaruan server untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Situs web Indodax saat ini masih dalam status pemeliharaan dan belum dapat diakses.
Peretasan ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan siber dalam industri kripto yang terus berkembang. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan insiden serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Berdasarkan informasi terbaru, peretasan terhadap Indodax diduga dilakukan oleh Lazarus Group, sebuah kelompok hacker yang berbasis di Korea Utara. Lazarus Group dikenal memiliki reputasi dalam dunia kejahatan siber dan sering dikaitkan dengan serangan terhadap berbagai platform keuangan dan kripto.
Karakteristik Serangan
Serangan ini menunjukkan karakteristik yang sering dikaitkan dengan Lazarus Group, seperti penggunaan teknik canggih untuk menembus sistem keamanan dan mencuri aset digital dalam jumlah besar. Firma keamanan blockchain Cyvers dan platform analitik blockchain LookonChain mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang mengarah ke alamat-alamat yang diduga terkait dengan kelompok ini.
Langkah Selanjutnya
Pihak Indodax dan otoritas terkait, termasuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sedang melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi pelaku dan mengamankan aset yang dicuri. Investigasi ini melibatkan analisis mendalam terhadap jejak digital yang ditinggalkan oleh para peretas.
Tindakan Pengamanan
Indodax telah meningkatkan langkah-langkah keamanan mereka dan melakukan pembaruan sistem untuk mencegah serangan serupa di masa depan. Mereka juga bekerja sama dengan firma keamanan siber untuk memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman siber.
Reaksi dari komunitas kripto Indonesia terhadap peretasan Indodax yang menyebabkan kerugian sebesar Rp 338 miliar cukup beragam:
Tanggapan Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI)
Aspakrindo-ABI menyatakan bahwa mereka telah mengetahui dan memantau perkembangan terkait peretasan ini. Mereka menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi yang cepat dan tepat untuk menanggulangi insiden ini. Aspakrindo-ABI juga mendorong seluruh anggota untuk memperkuat infrastruktur keamanan dan memberikan edukasi kepada pengguna tentang langkah-langkah aman dalam bertransaksi kripto.
Dukungan dan Solidaritas
Beberapa anggota komunitas menunjukkan dukungan dan solidaritas terhadap Indodax. Mereka memahami bahwa peretasan adalah ancaman yang bisa menimpa platform mana pun dan berharap Indodax dapat pulih dengan cepat serta memperkuat sistem keamanannya.
Peningkatan Kesadaran Keamanan
Insiden ini juga meningkatkan kesadaran di kalangan pengguna tentang pentingnya keamanan siber. Banyak pengguna mulai lebih berhati-hati dalam memilih platform perdagangan dan lebih memperhatikan langkah-langkah keamanan yang diterapkan oleh platform tersebut.
Respons dari Otoritas
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah memanggil Indodax untuk memberikan klarifikasi terkait insiden ini. Bappebti juga mengimbau para investor untuk tetap tenang dan tidak panik, serta memastikan bahwa investigasi akan dilakukan secara menyeluruh.
Secara keseluruhan, insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keamanan siber dalam industri kripto yang terus berkembang. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan insiden serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Sumber:
Kompas, Pikiran Rakyat, Kontan, Tempo, VOI, Liputan6
AI: Copilot
Post Comment