Penerbitan Slow dan Degrowth: Menuju Model Penerbitan Global yang Berkelanjutan
Gambar: dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan
Dalam beberapa dekade terakhir, penerbitan sastra dan nonfiksi global telah menjadi semakin terobsesi dengan kecepatan dan produksi massal, sejalan dengan logika kapitalisme yang mendominasi ekonomi dunia. Konsep “bestseller” dan siklus produksi cepat menjadi norma, sementara kualitas, keberlanjutan, dan kesejahteraan para pelaku industri sering kali dikorbankan demi keuntungan jangka pendek. Namun, gerakan slow publishing dan degrowth publishing menawarkan alternatif terhadap tren ini, dengan mengedepankan model yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan berfokus pada kualitas ketimbang kuantitas.
Gerakan ini terinspirasi dari filosofi “slow movement” dan “degrowth,” yang mengajak kita untuk menantang kapitalisme yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi tanpa henti dan menekankan pentingnya keseimbangan ekologis, sosial, dan kultural dalam setiap proses produksi, termasuk dalam dunia penerbitan.
1. Apa Itu Slow and Degrowth Publishing?
Slow publishing adalah pendekatan yang menekankan proses yang lebih lambat dan reflektif dalam memilih, mengedit, menerbitkan, dan mempromosikan karya sastra. Berlawanan dengan praktik mainstream yang terobsesi dengan kecepatan produksi dan distribusi, slow publishing memberi ruang bagi kreativitas untuk berkembang secara organik.
Sementara itu, degrowth publishing adalah penerbitan yang secara sadar menolak dorongan untuk terus tumbuh secara finansial. Fokus utamanya bukan pada ekspansi tanpa batas atau peningkatan pendapatan, tetapi pada keberlanjutan, kesejahteraan para pekerja, keadilan sosial, dan dampak budaya. Prinsip-prinsip utama dari degrowth publishing mencakup:
- Kepedulian terhadap lingkungan: Menjaga jejak karbon serendah mungkin dengan mencetak secara berkelanjutan, menggunakan kertas daur ulang, atau memilih format digital.
- Model ekonomi non-eksploitatif: Menolak eksploitasi tenaga kerja dengan memastikan upah adil dan hak-hak pekerja terpenuhi, baik untuk penulis, penerjemah, editor, hingga pekerja percetakan.
- Penolakan terhadap produksi massal: Alih-alih fokus pada produksi massal dan distribusi luas, degrowth publishing lebih memilih distribusi yang terfokus, menjangkau komunitas yang relevan dengan konten karya.
2. Manfaat dan Tantangan Slow and Degrowth Publishing
Manfaat
- Kualitas di atas kuantitas: Penerbitan yang lebih lambat dan berbasis pada prinsip keberlanjutan memungkinkan penerbit dan penulis menghasilkan karya yang lebih mendalam dan bermakna. Ini mendukung pemikiran kritis dan memberikan ruang bagi narasi yang jarang terdengar untuk bersinar.
- Penghormatan terhadap proses kreatif: Dengan mengurangi tekanan untuk terus menghasilkan karya dalam waktu cepat, slow publishing menghormati proses kreatif penulis dan penerjemah, sehingga memungkinkan hasil yang lebih berkualitas dan otentik.
- Keberlanjutan lingkungan: Penerbit degrowth fokus pada praktik ramah lingkungan, yang membantu mengurangi dampak negatif penerbitan terhadap planet kita, seperti deforestasi dan polusi akibat produksi kertas.
- Keadilan sosial dan inklusivitas: Pendekatan degrowth mendorong distribusi karya sastra yang lebih adil dan demokratis, membuka akses kepada pembaca di wilayah yang mungkin tak terjangkau oleh penerbit besar. Ini menciptakan ruang bagi suara-suara dari kelompok minoritas atau Global South untuk terdengar.
Tantangan
- Permintaan pasar: Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana model slow dan degrowth publishing dapat bersaing di pasar yang sangat kompetitif dan terobsesi dengan pertumbuhan cepat. Banyak penerbit besar yang didorong oleh kapitalisme cenderung menghasilkan lebih banyak karya dalam waktu yang lebih singkat demi meningkatkan pendapatan.
- Sumber daya terbatas: Slow and degrowth publishing seringkali menghadapi kendala finansial karena menolak model bisnis berbasis pertumbuhan. Penerbitan yang lebih lambat dan distribusi yang terbatas berarti pendapatan lebih rendah, sehingga dukungan dana dari lembaga nirlaba atau hibah sangat penting.
3. Mengembangkan Slow and Degrowth Publishing di Skala Global
Untuk memperluas praktik penerbitan ini ke skala global, perlu adanya strategi yang fokus pada kolaborasi, pendidikan, dan perubahan pola pikir, baik di kalangan penerbit maupun pembaca. Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan model slow dan degrowth publishing secara global:
a. Membangun Jaringan Global Penerbit yang Berpikir Sama
Salah satu cara untuk memperkuat gerakan ini adalah dengan membangun jaringan penerbit yang berbagi nilai-nilai slow dan degrowth. Penerbit kecil dari berbagai negara dapat saling berbagi sumber daya, pengalaman, dan praktik terbaik untuk mengatasi tantangan finansial dan distribusi. Kolaborasi lintas negara ini juga membantu memperluas pasar dan akses ke karya-karya yang biasanya tidak didistribusikan secara luas.
b. Mendorong Literasi Slow Reading
Untuk mendukung model penerbitan ini, pembaca perlu dididik tentang pentingnya slow reading dan bagaimana mengapresiasi karya sastra yang dihasilkan melalui proses kreatif yang mendalam. Kampanye literasi global yang menekankan pentingnya membaca untuk pemahaman, bukan untuk konsumsi cepat, akan membantu mendukung keberlanjutan slow publishing.
c. Mengembangkan Model Bisnis Berkelanjutan
Penerbit slow dan degrowth dapat mengeksplorasi model bisnis berkelanjutan yang mengandalkan dukungan komunitas, seperti crowdfunding, keanggotaan pembaca, atau hibah dari organisasi filantropi yang mendukung keadilan sosial dan lingkungan. Ini memungkinkan penerbit untuk tetap mandiri dan tidak terjebak dalam tekanan kapitalisme tradisional.
d. Digitalisasi Berkelanjutan
Untuk mengurangi jejak karbon, penerbit dapat memanfaatkan format digital secara lebih efektif. Namun, ini harus diimbangi dengan pendekatan yang tetap menjaga kualitas editorial dan desain, tanpa terjebak dalam “efisiensi digital” yang sering kali mengorbankan kualitas konten.
e. Menghubungkan Penulis dan Pembaca dari Global South
Slow and degrowth publishing juga harus mengedepankan suara dari negara-negara Global South. Dengan memfasilitasi penerjemahan karya sastra dari bahasa-bahasa minoritas atau yang kurang terwakili, penerbit dapat membantu memperluas cakrawala global pembaca. Penerbit seperti Tilted Axis Press dan And Other Stories telah memimpin dalam membawa karya-karya dari penulis Global South ke panggung internasional, dan ini dapat diadopsi oleh penerbit lain secara global.
Penutup
Slow and degrowth publishing menawarkan model alternatif yang lebih berkelanjutan dan adil dibandingkan penerbitan mainstream yang didorong oleh kapitalisme dan produksi massal. Dengan menempatkan nilai-nilai seperti kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial di depan, model ini dapat berkembang secara global melalui kolaborasi, pendidikan literasi, dan dukungan komunitas. Meskipun menghadapi tantangan, dengan pendekatan yang tepat, slow and degrowth publishing memiliki potensi untuk menjadi masa depan penerbitan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.
AI: ChatGPT
Post Comment