Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan

Gambar: dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS terbaru yang berlangsung di Kazan, Rusia, Indonesia hadir sebagai salah satu dari 13 negara mitra baru yang diundang untuk bergabung dengan aliansi BRICS. Kehadiran Indonesia di KTT ini menunjukkan komitmen negara untuk memperkuat hubungan internasional dan berperan aktif dalam forum global.

Kehadiran Indonesia di KTT BRICS

  1. Delegasi Indonesia: Presiden Prabowo Subianto mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono untuk menghadiri KTT BRICS sebagai Utusan Khusus Presiden. Kehadiran Sugiono di KTT ini menegaskan ketertarikan Indonesia pada forum kerja sama yang diinisiasi oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
  2. Pesan Perdamaian: Dalam pidatonya, Sugiono menyampaikan pesan penting tentang perdamaian dan menyerukan negara-negara berkembang serta Global South untuk bersatu, meningkatkan solidaritas, dan memainkan peran penting dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara.
  3. Kemitraan Baru: Indonesia, bersama dengan negara-negara lain seperti Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam, diundang sebagai negara mitra baru BRICS. Kemitraan ini membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih besar di berbagai bidang seperti perdagangan, investasi, pembangunan infrastruktur, dan penyelarasan politik.
  4. Strategi BRICS: Ekspansi ini merupakan bagian dari strategi BRICS untuk mendiversifikasi pengaruhnya di luar lima anggota aslinya dan menciptakan kerangka ekonomi global yang lebih inklusif. Langkah ini juga merupakan respons terhadap meningkatnya kebutuhan akan alternatif bagi lembaga-lembaga yang didominasi Barat seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

Dampak dan Harapan

Kehadiran Indonesia di KTT BRICS diharapkan dapat memperkuat posisi negara dalam tatanan global dan membuka peluang baru untuk kerja sama ekonomi dan politik. Dengan bergabungnya sebagai negara mitra, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam forum internasional dan berkontribusi pada pembangunan global yang lebih adil dan berkelanjutan.

KTT BRICS terbaru yang berlangsung di Kazan, Rusia, membahas berbagai isu penting yang mencakup ekonomi, politik, dan keamanan global. Berikut adalah beberapa topik utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut:

  1. Ekspansi Keanggotaan BRICS: Salah satu agenda utama adalah perluasan keanggotaan BRICS dengan mengundang negara-negara baru seperti Indonesia, Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh BRICS di panggung global dan menciptakan kerangka ekonomi yang lebih inklusif.
  2. Sistem Pembayaran Alternatif: Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan pembentukan sistem pembayaran alternatif untuk menyaingi SWIFT, yang merupakan jaringan keuangan internasional. Usulan ini muncul sebagai respons terhadap sanksi yang dikenakan pada bank-bank Rusia akibat konflik di Ukraina.
  3. Ketahanan Energi: Isu ketahanan energi juga menjadi fokus utama. Para pemimpin BRICS membahas pentingnya pasokan bahan bakar yang stabil untuk mendukung pembangunan ekonomi dan stabilitas sosial.
  4. Konflik Timur Tengah: Eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza, menjadi topik diskusi penting. Para pemimpin BRICS membahas cara-cara untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai.
  5. Kerja Sama Ekonomi dan Investasi: Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi antar negara anggota BRICS dan mitra baru. Diskusi mencakup berbagai sektor seperti infrastruktur, teknologi, dan perdagangan.
  6. Perubahan Iklim: Para pemimpin BRICS juga membahas upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan. Ini termasuk komitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

KTT ini menandai langkah penting dalam memperkuat kerja sama internasional dan menunjukkan komitmen BRICS untuk memainkan peran yang lebih besar dalam tatanan global.

Sumber: Detik, Al Jazera, Kumparan, Bisnis, DW, VOA, BRICS

AI: Copilot

Post Comment