Presiden Joe Biden Memberikan pengampunan Terhadap Putranya

Presiden Joe Biden Memberikan pengampunan Terhadap Putranya

Dalam langkah yang menarik perhatian dunia dan memicu debat politik, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memberikan pengampunan penuh dan tanpa syarat kepada putranya, Hunter Biden, yang terlibat dalam sejumlah dakwaan hukum. Pengampunan ini diumumkan pada Minggu malam, 1 Desember 2024, menjelang akhir masa jabatan Biden dan sebelum Joe Biden melengser pada 20 Januari 2025 untuk memberikan tempat pada Donald Trump yang kembali terpilih sebagai presiden.

Konteks Hukum: Hunter Biden, putra kedua Presiden Biden, telah menghadapi persidangan atas beberapa dakwaan federal, termasuk kebohongan tentang status kecanduannya saat membeli senjata api pada 2018 dan tuduhan penggelapan pajak. Dia dinyatakan bersalah atas tiga dakwaan kepemilikan senjata api federal pada Juni 2024 dan mengaku bersalah dalam kasus pajak di California pada September 2024, dengan potensi hukuman penjara hingga 25 tahun untuk kasus senjata dan 17 tahun untuk kasus pajak, meski hukuman yang lebih ringan biasanya diterapkan untuk pelanggaran pertama.

Pengampunan Biden: Pengampunan ini mencakup semua kejahatan federal yang mungkin dilakukan oleh Hunter Biden dari 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2024. Dalam pernyataannya, Presiden Biden mengatakan bahwa penuntutan terhadap putranya adalah “kesalahan hukum” yang didorong oleh motif politik, menekankan bahwa tidak ada orang yang berakal sehat yang bisa menyimpulkan lain selain Hunter menjadi target karena hubungannya dengan dirinya. “Saya berharap warga Amerika akan mengerti mengapa seorang ayah dan Presiden akan mengambil keputusan ini,” ujar Biden, menunjukkan bahwa keputusan ini tidak hanya diambil dalam kapasitasnya sebagai presiden tetapi juga sebagai seorang ayah.

Kontroversi dan Reaksi: Pengampunan ini telah memicu reaksi yang beragam. Partai Republik dengan cepat mengkritik langkah Biden, menyebutnya sebagai penyalahgunaan kekuasaan presiden untuk kepentingan pribadi. Marjorie Taylor Greene, anggota Kongres dari Partai Republik, menyebut keputusan ini sebagai bukti bahwa Biden adalah “pembohong dan munafik” hingga akhir masa jabatannya. Beberapa anggota Kongres lain dari Partai Republik menyatakan bahwa ini adalah preseden buruk yang bisa disalahgunakan oleh pemimpin berikutnya.

Di sisi lain, pendukung Biden dan beberapa ahli hukum menggarisbawahi bahwa pengampunan presiden adalah hak konstitusional yang sudah berusia lama, digunakan oleh banyak presiden sebelumnya, termasuk Donald Trump yang mengampuni ayah dari menantunya, Charles Kushner. Mereka berargumen bahwa penuntutan terhadap Hunter Biden telah terlalu dipolitikkan, dan pengampunan ini adalah cara untuk membawa keadilan dalam kasus yang telah mendapatkan perhatian publik yang sangat besar.

Dampak Politik: Langkah ini menambahkan lapisan kompleksitas baru pada narasi politik Amerika, terutama di masa transisi kepemimpinan. Dengan Trump yang akan kembali ke Gedung Putih, kritik terhadap Biden dan pengampunan ini bisa menjadi amunisi untuk kampanye politik masa depan. Namun, pendukung Biden melihat ini sebagai tindakan untuk melindungi keluarganya dari apa yang mereka anggap sebagai serangan politik yang tidak adil.

Hunter Biden Sendiri: Mengenai pengampunan ini, Hunter Biden mengeluarkan pernyataan penuh rasa terima kasih, menyatakan bahwa kesalahan yang dibuatnya selama masa-masa gelap kecanduannya telah dieksploitasi untuk mempermalukan keluarganya demi kepentingan politik. Dia berjanji untuk mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain yang masih dalam perjuangan serupa.

Dengan pengampunan ini, Hunter Biden berhasil menghindari hukuman penjara yang seharusnya dijatuhkan dalam beberapa minggu ke depan. Meski demikian, debat tentang etika, hukum, dan moral dari pengampunan ini mungkin akan terus berlanjut sebagai bagian dari diskursus politik Amerika.

Sumber: Kumparan, Asumsi, Detik, Kompas, Antara

AI: Grok

Post Comment