Tiga Puisi Akhir Januari – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo

Tiga Puisi Akhir Januari – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo

Kalaidoskop


Dalam kalaidoskop keindahan datang
Bianglala yang melayung indah dilangit
Seperti ada yang sedang meruang disana
Ada yang menghentikan detak waktu

Keindahan bianglala mengajak merenung
Menarik dan menghela untuk mendekat
Merasakan yang indah tanpa memikirkan
Kebaikan yang selalu menyertai keindahan

Kalaidoskop menghadirkan perjalanan
Perjalanan menembus ruang dan waktu
Melayang melayung seperti bianglala
Perjalanan indah tak harus dimengerti


Rabbit Hole, 29 Januari 2025

____________________________________________________________________________________________________________

Dalam Puisi-Mu


Aku ingin hidup dalam Puisi-Mu menembus ruang melawan waktu yang tak berbatas
Menatap silau cahaya terpanggang ragaku dalam api yang mendidihkan sukma
Seperti pengembara di gurun pasir seperti pelaut yang berselancar meniti ombak
Berjalan di bumi tak berpeta bersama bintang dalam sunyi di kegelapan malam

Berlari membawa luka meneteskan darah tak seorangpun tahu kapan akan mengering
Dalam kegalauan itu kecemasan aku panggul menapaki jalan ketidakpastian
Dalam Puisi-Mu aku ngin melabuhkan diriku, Engkau-kah tasik yang teduh itu?
Tasik yang lama kutinggalkan menantang ombak menyelam ke dasar lautmu

Dalam Puisi-Mu ragaku bertekuk lutut memasrahkan sukmaku yang resah
Engkaulah tasik yang teduh tak beriak tempak biduk menunggu laut tak berbadai
Di kedalaman lautmu yang tak berdasar aku tersesat mencari diriku sendiri yang hilang
Dalam Puisi-Mu hanya engkau yang tahu apa yang bakal terjadi nanti

Rabbit Hole, 30 Januari 2025

____________________________________________________________________________________________________________

Labirin


Aku tahu aku akan tersesat disana
Tapi labirin itu begitu menggodaku
Aku tahu tak mungkin bisa keluar lagi
Seperti sulur-sulur tak tahu ujungnya

Sulur-sulur itu seolah melilit diriku
Dalam belitan Ingatan dan pengetahuan
Mitos kisah legenda dan tabu-tabu-nya
Labirin itu seperti perpustakaan besar

Aku tahu aku tak mungkin bisa keluar
Aku telah memilih untuk ada di sana
Aku mencintai labirin yang indah itu
Aku menyesatkan diri dalam labirin itu


Rabbit Hole, 31 Januari 2025

____________________________________________________________________________________________________________

Biodata

Riwanto Tirtosudarmo, penyair kelahiran Tegal. Beberapa buku puisinya yang telah terbit antara lain Secangkir Kopi di Pagi Hari (2023), Di Galeri Sumbing (Media Nusa Creative, 2024), Mencari Revolusi (Tonggak Budaya, 2024), dan dalam proses kumpulan ke 4, Lorong Waktu. Saat ini sedang menempuh fulbright fellowship untuk intercultural/multicultural diversity studies di Universitas Boston.

Post Comment