Band Punk Sukatani Tarik Lagu “Bayar Bayar Bayar”
Band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani, mendadak menjadi sorotan publik setelah mengunggah video permintaan maaf melalui akun Instagram resmi mereka, @sukatani.band, pada hari Kamis ini. Dalam video tersebut, duo personel band yang biasanya tampil anonim dengan balaclava, Muhammad Syifa Al Lufti (Alectroguy) dan Novi Citra Indriyati (Twister Angel), menunjukkan wajah mereka untuk pertama kalinya sambil menyampaikan permohonan maaf kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan institusi Polri.
Permintaan maaf ini terkait dengan lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar,” yang dirilis dalam album Gelap Gempita pada Juli 2023. Lagu tersebut, yang berisi kritik tajam terhadap oknum polisi melalui lirik seperti “mau korupsi bayar polisi, mau jadi polisi bayar polisi,” menjadi viral di berbagai platform media sosial, termasuk Spotify. Namun, popularitas lagu ini tampaknya memicu reaksi keras, hingga akhirnya Sukatani memutuskan untuk menarik karya tersebut dari semua platform digital.
Dalam pernyataannya, Alectroguy menjelaskan bahwa lagu tersebut awalnya ditujukan sebagai kritik terhadap oknum kepolisian yang melanggar aturan, bukan untuk menyerang institusi secara keseluruhan. “Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang telah viral. Sebenarnya lagu itu saya ciptakan untuk oknum kepolisian yang melanggar peraturan,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa keputusan untuk meminta maaf dan menarik lagu dilakukan secara sadar dan sukarela, tanpa paksaan dari pihak mana pun.
Selain itu, Sukatani mengimbau pengguna media sosial untuk menghapus segala bentuk unggahan yang menggunakan lagu “Bayar Bayar Bayar,” dengan menyatakan bahwa segala risiko di kemudian hari bukan lagi tanggung jawab mereka. “Tolong segera hapus video atau lagu kami yang telah diunggah, karena apabila ada risiko ke depannya, itu sudah bukan tanggung jawab kami,” tambah Alectroguy.
Keputusan ini memicu beragam reaksi di kalangan penggemar dan netizen. Banyak yang menduga bahwa band yang dikenal dengan semangat agraria dan perlawanan terhadap ketidakadilan ini mendapat tekanan atau intimidasi, mengingat Sukatani selama ini konsisten menyuarakan isu sosial melalui musik mereka. Tagar #KamiBersamaSukatani pun mulai bermunculan di media sosial sebagai bentuk dukungan kepada band tersebut.
Sukatani, yang terbentuk pada Oktober 2022, dikenal sebagai duo punk new wave yang unik. Mereka sering tampil dengan membagikan sayuran kepada penonton sebagai simbol penghargaan kepada petani, serta menggunakan dialek Banyumasan dalam lirik-lirik mereka. Album Gelap Gempita yang memadukan elemen post-punk dan new wave 80-an telah mengukuhkan nama mereka di skena musik independen Indonesia, bahkan mendapat pengakuan sebagai salah satu Karya Seni Pilihan Tempo 2023.
Meski lagu “Bayar Bayar Bayar” kini telah resmi ditarik, peristiwa ini justru semakin memperluas perbincangan tentang kebebasan berekspresi di Indonesia.
AI: Grok
Gambar: https://dugtraxrecords.wordpress.com/2023/07/24/dr018-sukatani-gelap-gempita/
Post Comment