Jeremy Corbyn dan Zarah Sultana Luncurkan Partai Kiri Baru di Inggris, Your Party
Mantan pemimpin Partai Labour, Jeremy Corbyn, bersama anggota parlemen independen Zarah Sultana, mengumumkan pembentukan partai politik kiri baru di Inggris pada 24 Juli 2025. Partai yang sementara dinamakan “Your Party” ini bertujuan menjadi alternatif bagi Partai Labour di bawah kepemimpinan Keir Starmer, yang dinilai telah bergeser ke kanan dan mengabaikan nilai-nilai sosialis. Langkah ini memicu gelombang diskusi tentang potensi perubahan lanskap politik Inggris, meskipun banyak yang meragukan daya tahan partai baru ini dalam sistem politik yang didominasi dua partai besar.
Pembentukan partai ini dipicu oleh kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan Labour di bawah Starmer, yang dituduh gagal memenuhi janji reformasi progresif. Isu utama yang mendorong langkah ini adalah sikap Labour terhadap perang di Gaza, yang dianggap terlalu lunak oleh Corbyn dan Sultana. Mereka menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel dan pengakuan negara Palestina, menilai posisi Labour sebagai pengkhianatan moral dan politik. Selain itu, kebijakan pemotongan anggaran kesejahteraan, seperti batas dua anak untuk tunjangan, dan peningkatan belanja militer di tengah krisis biaya hidup, memicu kemarahan di kalangan sayap kiri. Corbyn, yang diusir dari Labour pada 2020 setelah kontroversi terkait antisemitisme, dan Sultana, yang diskors dari Labour pada Juli 2024 karena menentang pemotongan tunjangan, menyatakan bahwa partai baru ini akan fokus pada redistribusi kekayaan, nasionalisasi utilitas penting, investasi perumahan sosial, perlindungan NHS dari privatisasi, aksi iklim, dan hak untuk protes. Partai ini juga dikaitkan dengan Independent Alliance, kelompok enam anggota parlemen independen, termasuk empat kandidat pro-Palestina yang mengalahkan Labour pada pemilu 2024 di daerah dengan populasi Muslim besar.
Menurut pernyataan bersama di situs pendaftaran partai, mereka ingin membangun “politik yang berbeda” untuk melawan sistem yang dianggap “dicurangi” demi kepentingan elit. Pamela Fitzpatrick, salah satu penyelenggara, menyebut platform partai ini akan “tanpa kompromi” dan lebih radikal dari manifesto Labour 2019 di bawah Corbyn.
Pengumuman partai ini telah mengguncang politik Inggris, dengan jajak pendapat YouGov menunjukkan 18% warga Inggris, terutama generasi muda (36% di kalangan usia 18-24 tahun), bersedia mempertimbangkan memilih partai yang dipimpin Corbyn. Namun, dukungan ini tumpang tindih dengan pemilih Partai Hijau, yang bisa kehilangan suara dari 9% menjadi 5% jika partai ini resmi berdiri. Jajak pendapat lain memperkirakan partai baru ini bisa meraih 10% suara, mengurangi dukungan Labour dari 23% menjadi 20%.
Meski demikian, para analis skeptis terhadap peluang keberhasilan jangka panjang. Sistem pemilu “first-past-the-post” di Inggris menyulitkan partai kecil untuk meraih kursi signifikan di parlemen. Sejarah menunjukkan bahwa partai kiri seperti Socialist Alliance dan Left Unity gagal bertahan karena tantangan elektoral, fragmentasi internal, dan kurangnya basis aktivis yang kuat. Selain itu, Partai Hijau, yang kini memiliki empat anggota parlemen dan 444 kursi dewan lokal, dianggap sebagai alternatif progresif yang lebih mapan, dengan pemimpinnya, Adrian Ramsay, menyarankan kolaborasi melalui pakta “non-agresi” untuk menghindari persaingan langsung.
Reaksi dari kalangan kiri pun beragam. Momentum, organisasi akar rumput sayap kiri, menyerukan agar kaum sosialis tetap di Labour untuk memengaruhi kebijakan dari dalam, sementara kelompok seperti Trade Unionist and Socialist Coalition (TUSC) menawarkan dukungan penuh, bahkan bersedia menyerahkan registrasi elektoral mereka untuk mempercepat pembentukan partai.
Partai baru ini berencana mengadakan konferensi pendirian pada pertengahan hingga akhir 2025 untuk menentukan nama, struktur kepemimpinan, dan kebijakan resmi. Corbyn menekankan pendekatan organisasi akar rumput, dengan laporan bahwa sekitar 200 anggota dewan lokal telah bergabung, beberapa dari kelompok independen yang ada. Untuk sukses, partai ini perlu:
- Strategi Elektoral Jelas: Fokus pada pemilu lokal 2026 dan daerah dengan dukungan kuat, seperti London, di mana 29% warga terbuka untuk memilih partai ini.
- Membangun Basis Aktivis: Menarik anggota baru di luar mantan pendukung Labour, termasuk dari komunitas yang kecewa dengan Starmer.
- Kolaborasi dengan Partai Lain: Menjajaki aliansi dengan Partai Hijau atau kelompok seperti Transform Party untuk memperkuat posisi elektoral.
- Menghindari Perpecahan Internal: Menyelesaikan ketegangan kepemimpinan, seperti ketidakselarasan antara Corbyn dan Sultana mengenai pengumuman awal partai.
Namun, risiko kegagalan tetap tinggi. Beberapa pengamat, seperti sejarawan politik Jeremy Nuttall, menyebut partai ini berpotensi menjadi “kilatan sesaat” yang memudar cepat jika gagal membangun momentum elektoral atau menyatukan faksi kiri yang terpecah. Sementara itu, Labour menegaskan bahwa mereka telah meningkatkan upah, menambah 4 juta janji temu NHS, dan menurunkan suku bunga hipotek, menolak klaim bahwa mereka telah menyimpang dari nilai-nilai kiri.
Pembentukan partai kiri baru oleh Corbyn dan Sultana mencerminkan keresahan mendalam di kalangan sayap kiri Inggris terhadap arah Labour di bawah Starmer. Meski mendapat dukungan awal yang signifikan, dengan laporan 140.000 pendaftar pada hari pertama, partai ini menghadapi tantangan besar dalam sistem politik Inggris yang tidak ramah bagi partai kecil. Keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan menyatukan gerakan kiri, merumuskan kebijakan yang resonan, dan membangun aliansi strategis. Sementara itu, kehadiran partai ini telah memicu perdebatan sengit tentang masa depan politik kiri di Inggris, dengan potensi mengubah dinamika menjelang pemilu berikutnya pada 2029.
Sumber: Al Jazeera, BBC News, The Telegraph, Reuters, The Guardian, Wikipedia
AI: Grok
Post Comment