Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Ditahan atas Tuduhan Korupsi dan Manipulasi Saham

Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Ditahan atas Tuduhan Korupsi dan Manipulasi Saham

Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, resmi ditahan pada Selasa malam, 12 Agustus 2025, atas serangkaian tuduhan pidana, termasuk manipulasi saham, penyuapan, dan intervensi politik. Penahanan ini menandai sejarah kelam bagi Korea Selatan, karena untuk pertama kalinya mantan presiden dan ibu negara, yakni Kim Keon Hee dan suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, dipenjara secara bersamaan.

Kim Keon Hee, istri Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan pada April 2025, ditangkap setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengabulkan surat perintah penahanan yang diajukan jaksa. Pengadilan menyebutkan adanya risiko penghilangan barang bukti sebagai alasan utama penahanan. Kim dijerat dengan 16 tuduhan pidana, termasuk pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal, Undang-Undang Dana Politik, dan penerimaan suap. Salah satu tuduhan utama adalah keterlibatannya dalam manipulasi harga saham Deutsch Motors, dealer resmi BMW di Korea Selatan, antara 2009 hingga 2012, yang diduga menghasilkan keuntungan sekitar 800 juta won (sekitar Rp9,8 miliar). Selain itu, Kim juga dituduh menerima hadiah mewah, seperti tas Chanel, kalung berlian, dan liontin Van Cleef & Arpels senilai 60 juta won, dari Gereja Unifikasi sebagai imbalan atas bantuan bisnis. Ia juga diduga mencampuri pencalonan kandidat Partai Kekuatan Rakyat dalam pemilu sela 2022, yang melanggar hukum pemilu Korea Selatan. Tuduhan lainnya mencakup ketidakpatuhan terhadap aturan keterbukaan aset publik karena tidak melaporkan kepemilikan perhiasan mewah yang dikenakannya di KTT NATO 2022.

Selama pemeriksaan pada Kamis, 14 Agustus 2025, Kim memilih bungkam dan menolak menjawab pertanyaan penyidik selama empat jam, sebagaimana dilaporkan Asisten Jaksa Khusus Moon Hong-ju. Kim ditahan di sel terisolasi berukuran 6-10 meter persegi di Rumah Tahanan Seoul Selatan, dengan fasilitas sederhana seperti loker, meja lipat, televisi, dan toilet. Pihak rumah tahanan membedakan jadwal olahraga dan mandi Kim untuk mencegahnya bertemu tahanan lain.

Penahanan Kim menjadi babak baru dalam kontroversi yang membayangi masa kepresidenan Yoon Suk Yeol, yang berakhir setelah deklarasi darurat militer pada Desember 2024 yang dianggap sebagai upaya kudeta. Yoon sendiri telah ditahan sejak Januari 2025 atas tuduhan pemberontakan. Selama menjabat, Yoon berulang kali memveto rancangan undang-undang penyelidikan khusus terhadap istrinya, namun pemerintahan baru di bawah Presiden Lee Jae Myung membuka kembali penyelidikan ini pada Juni 2025.

Kim Keon Hee, yang lahir pada 2 September 1972, sebelumnya dikenal aktif di dunia seni dan bisnis sebelum menjadi ibu negara pada Mei 2022. Ia menjadi sorotan publik karena gaya hidup mewahnya, termasuk video viral pada 2022 yang menunjukkan dirinya menerima tas Dior. Meski Kim membantah semua tuduhan dan meminta maaf atas “keresahan” yang ditimbulkan, jaksa menyatakan akan melanjutkan penyidikan secara transparan untuk menegakkan keadilan.

Kasus ini mencerminkan ketegangan politik yang terus berlangsung di Korea Selatan dan menjadi preseden bersejarah, menegaskan bahwa tidak ada yang kebal hukum, bahkan mantan ibu negara. Penyidik berencana memanggil Kim kembali pada Senin, 18 Agustus 2025, untuk pemeriksaan lanjutan.

Sumber: Kompas, Suara, IDNTimes, Media Indonesia

AI: Grok

Post Comment