Shutdown Pemerintah AS Memasuki Hari Kedua: Dampak Ekonomi, Layoff Massal, dan Ketegangan Politik yang Memanas

Shutdown Pemerintah AS Memasuki Hari Kedua: Dampak Ekonomi, Layoff Massal, dan Ketegangan Politik yang Memanas

Gambar: dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan

Pada hari kedua shutdown parsial pemerintah federal Amerika Serikat yang dimulai pada 1 Oktober 2025 pukul 00:01 EDT, ketegangan politik antara Partai Republik dan Demokrat semakin memuncak, meninggalkan jutaan warga AS dalam ketidakpastian. Ini adalah shutdown pertama dalam hampir tujuh tahun sejak impas 2018-2019 yang berlangsung 35 hari, akibat kegagalan Kongres untuk menyetujui resolusi pendanaan sementara (continuing resolution/CR) untuk tahun fiskal 2026. Dengan Senat yang dikuasai Republik gagal mengatasi filibuster 60 suara, shutdown ini diprediksi berlangsung minimal tiga hari lagi, hingga voting ulang dijadwalkan Jumat sore setelah libur Yom Kippur.

Kebuntuan Anggaran yang Dipicu Isu Kesehatan dan Imigrasi

Shutdown ini berakar pada perselisihan mendasar atas paket pendanaan. Rumah Republik, di bawah Speaker Mike Johnson, telah menyetujui CR pada 19 September yang memperpanjang pendanaan pada level tahun fiskal 2025 hingga 21 November—tanpa tambahan isu lain. Namun, Senat Demokrat menolaknya, menuntut perpanjangan subsidi Obamacare (Affordable Care Act/ACA) yang akan kedaluwarsa akhir 2025, yang berpotensi menaikkan premi asuransi untuk 24 juta warga AS, terutama di negara bagian Republik seperti Florida dan Texas. Demokrat juga menolak tuduhan Republik bahwa tuntutan ini termasuk “manfaat untuk imigran ilegal,” yang disebut sebagai distraksi politik.

Pertemuan di Gedung Putih pada 29 September antara Presiden Donald Trump, Wakil Presiden JD Vance, dan pemimpin Kongres gagal mencapai kesepakatan. Trump membatalkan diskusi dengan Republik karena “tuntutan tidak serius,” sementara pertemuan dengan Demokrat—pertama bagi pemimpin Minoritas Hakeem Jeffries—berakhir tanpa hasil. Senat Majority Leader John Thune dan Johnson menyalahkan Demokrat atas “ancaman shutdown,” sementara Senator Patty Murray (D-WA) menyebut taktik Republik sebagai “mafioso tactics” yang menghukum negara bagian Demokrat.Secara historis, proses anggaran federal melibatkan 12 undang-undang appropriations yang harus disahkan sebelum 1 Oktober. Polarisasi politik telah menyebabkan 14 shutdown parsial sejak 1980, dengan yang terpanjang pada 2018-2019 akibat tuntutan Trump soal tembok perbatasan. Kali ini, shutdown dianggap “lebih serius” karena melibatkan pemotongan subsidi kesehatan yang memengaruhi jutaan keluarga berpenghasilan rendah.

Dampak Langsung: Layoff Massal, Penundaan Pembayaran, dan Gangguan Layanan

Shutdown ini memengaruhi hampir seluruh operasi federal non-esensial, dengan sekitar 2 juta karyawan federal terdampak: 750.000 furloughed tanpa bayar, 900.000 bekerja tanpa gaji, dan sisanya (seperti militer aktif, pengawas bandara, dan penegak hukum) tetap bertugas. Direktur Office of Management and Budget (OMB) Russ Vought, arsitek Project 2025, mengumumkan layoff massal akan dimulai “dalam satu hingga dua hari,” dengan White House Press Secretary Karoline Leavitt menyebutnya “imminent.” Ini termasuk pemecatan permanen jika shutdown berlarut-larut, menurut peringatan Vance.

  • Rumah Sakit dan Program Kesehatan: Medicare dan Medicaid (71 juta penerima) tetap berlanjut sebagai pengeluaran wajib, tapi staf Centers for Medicare & Medicaid Services (CMS) dipotong setengah, menyebabkan penundaan pembayaran ke penyedia layanan kesehatan. National Institutes of Health (NIH) membekukan kontrak penelitian dan hibah ke universitas, serta menolak pasien baru ke rumah sakit riset kecuali darurat. Subsidi ACA yang ditunda berisiko naikkan biaya premi hingga ribuan dolar per tahun, memukul negara bagian Republik lebih keras.
  • Program Sosial: Social Security (72 juta penerima, $1,6 triliun/tahun) dan SNAP (food stamps) aman sementara, tapi staf SSA berkurang, menyebabkan penundaan layanan. WIC (nutrisi untuk ibu dan anak) kehabisan dana cepat, berpotensi hentikan bantuan makanan untuk jutaan anak. Pengangguran tetap diproses jika negara bagian punya dana administratif, tapi shutdown panjang bisa hentikan semuanya. Veteran Affairs (VA) lanjutkan operasi dasar, tapi pembayaran tertunda.
  • Pekerja Federal dan Militer: Militer aktif (termasuk 1,3 juta personel) bekerja tanpa bayar hingga kesepakatan tercapai. IRS (74.000 karyawan) tetap buka awal, tapi penundaan pengembalian pajak. Departemen Tenaga Kerja (12.916 karyawan) furlough 9.775, hentikan pemrosesan klaim pengangguran.
  • Ekonomi dan Pasar: Pasar saham AS tetap dekat rekor tinggi (Dow, S&P 500, Nasdaq naik empat hari berturut), tapi data ekonomi tertunda—seperti laporan payroll September (dijadwalkan Jumat) dibatalkan, memengaruhi keputusan Fed soal pemotongan suku bunga. Emas mendekati ATH $3.862/oz sebagai safe haven, sementara Bitcoin naik 6% meski ketidakpastian. Private sector kehilangan 32.000 pekerjaan September, melebihi ekspektasi.

Pembekuan Dana untuk Negara Bagian Demokrat: Strategi Politik yang Kontroversial

White House membekukan $26 miliar dana untuk prioritas Demokrat: $18 miliar untuk proyek transit New York (Hudson Tunnel dan Second Avenue Subway), dan $8 miliar untuk energi hijau di 16 negara bagian Demokrat seperti California dan Illinois. Vought mengonfirmasi penundaan ini, yang dikritik Sen. Murray sebagai “ilegal” dan “hukuman partisan.” New York, rumah bagi pemimpin Demokrat seperti Chuck Schumer, menolak biayai sendiri Statue of Liberty seperti shutdown sebelumnya. Negara bagian dengan banyak pekerja federal (seperti Pennsylvania dan Virginia) paling terpukul, dengan potensi defisit anggaran lokal.

Reaksi dan Prospek: Tidak Ada Tanda Akhir yang Jelas

Politisi saling tuding: Kamala Harris (@KamalaHarris di X) sebut ini “shutdown mereka” karena tolak lindungi biaya kesehatan, sementara Republik salahkan Demokrat atas “tuntutan tidak wajar.” Di X, diskusi ramai soal pembayaran politisi (mereka tetap dibayar via dana lain), dan dampak pada data NFP yang tertunda. Organisasi seperti American Legion mendesak CR untuk lindungi veteran. Shutdown bisa berakhir jika Demokrat bergabung (butuh 7 suara), tapi Republik rencanakan voting harian. Jika berlarut, dampaknya seperti 2018: penurunan GDP 0,2%, backlog jutaan klaim, dan kerusakan kepercayaan publik. Trump ancam potong lebih dalam, sementara Demokrat siap perjuangkan ACA. Saat ini, layanan esensial seperti pengawasan penerbangan dan taman nasional tetap buka parsial, tapi ketidakpastian mendominasi.

AI: Grok

Post Comment