Prasejarah Jepang dan Kaitannya dengan Kebudayaan Jawa

Prasejarah Jepang dan Kaitannya dengan Kebudayaan Jawa

Oleh Wahyu Heriyadi

Pada saat ini, perkembangan migrasi manusia dari nusantara menjadi alternatif teori yang dikemukakan dan mulai populer, setelah sebelumnya teori yang sangat dikenal adalah migrasi dari Yunan atau juga beberapa tempat lainnya seperti Cina. Tentu ini sangat menarik sekali, setelah buku Arysio Nunos dos Santos tentang Atlantis, dan juga Robert Dick tentang Penjelajah Bahari. Selain mereka, ada Ann Kumar yang menghadirkan kolaborasi interdisiplin Arkeologi, linguistik, dan DNA.

Buku yang terbit pada tahun 2009 itu, sekilas kita akan melihat bahwa buku ini membahas tentang Jepang. Melalui judulnya Globalizing the Prehistory of Japan: Language, Genes and Civilization (2009), kita seakan dihadirkan tentang kajian prasejarah Jepang. Namun apabila kita memasuki dan membaca buku tersebut lebih dalam, buku tersebut mencoba untuk membuat pandangan alternatif pada teori prasejarah yang telah ada mengenai Jepang.

Ann Kumar, merupakan salah satu ahli sejarah Jawa dari Australian National University (ANU). Bukunya yang telah beredar di Indonesia adalah Prajurit Perempuan Jawa: Kesaksian Ihwal Istana dan Politik Jawa Akhir Abad ke-18, yang diterbitkan oleh Komunitas Bambu pada tahun 2008.     

Kebudayaan Jepang dan Nusantara melalui tulisan Ann Kumar, ternyata memiliki hubungan yang dilihat dari masa prasejarah, yaitu pada masa dimana kebudayaan Jomon digantikan oleh kebudayaan Yayoi. Sebelumya bagi arkeolog, kebudayaan Yayoi ini dianggap berasal dari Cina atau Korea, tetapi Ann Kumar berpendapat lain, bahwa kebudayaan Yayoi berasal dari Asia Tenggara, khususnya dalam buku tersebut banyak membahas tentang Jawa. Hal inilah yang menjadi argumen bahwa model globalisasi terjadi juga pada masa prasejarah, dengan melihat hubungan budaya nusantara yang mempengaruhi Jepang.

Dengan memberikan gambaran melalui lonceng di zaman perunggu, ternyata lonceng perunggu besar yang berasal dari masa Yayoi, memiliki kesamaan dengan lonceng perunggu besar yang berasal dari salah satu kepulauan di Asia Tenggara, baik itu kesamaan motif dekorasi maupun bentuknya.     

Kebudayaan Yayoi yang berasal dari Asia Tenggara (Jawa khususnya) menurut Ann Kumar telah memberikan kontribusi kemajuan budaya di Jepang dan menggantikan kebudayaan Jomon yang telah ada sebelumnya. Baik itu sistem pertanian padi, religi, dan pengolahan perunggu. Kebudayaan Yayoi tersebut diperkirakan mulai masuk ke Jepang sekitar 2500 tahun yang lalu.

Hal yang menarik lainnya adalah bagaimana mitologi dari Jepang dan Jawa diperbandingkan, melalui buku ini kita dapat melihat bahwa antara Genji dan Panji ada sebuah kemiripan, bahkan menurut Ann Kumar: antara “Japan” dan “Java” pun hanya beda-beda tipis.

Selain itu, Ann Kumar juga membandingkan kamus Jawa kuno dan Jepang kuno, dimana terdapat beberapa kata yang memiliki kedekatan. Sebab membandingkan tersebut, merupakan bantahan terhadap anggapan sebelumnya tentang kebudayaan Yayoi yang berasal/bermigrasi dari Korea. Melalui perbandingan sejarah bahasa, Ann Kumar membantah bahwa bahwa bahasa Jepang dan Korea memiliki kedekatan. Menurut Ann Kumar, bahasa Jepang malah memiliki kedekatan dengan Malayo-Polynesian.

1 comment

comments user
A WordPress Commenter

Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.

Post Comment