Program Makan Anak Sekolah

Program Makan Anak Sekolah

Program Makan Anak Sekolah di Majalengka dengan Konsep Prasmanan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Majalengka menjadi sorotan setelah sebuah video simulasi program ini viral di media sosial. Program yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka ini mengambil pendekatan unik dengan menyajikan makanan dalam bentuk prasmanan, berbeda dari sebagian besar daerah lain yang memberikan makanan dalam kotak atau piring terpisah.

Video yang diunggah oleh akun-akun di X dan TikTok menunjukkan siswa-siswa SMP di Majalengka membawa peralatan makan sendiri dan mengambil makanan langsung dari meja prasmanan yang disiapkan sekolah. Menu yang disajikan terlihat beragam dan bergizi, menampilkan nasi, ayam goreng, sayuran, buah-buahan, dan susu kemasan, yang semuanya diatur dengan rapi dan menarik untuk menggugah selera anak-anak.

Pendekatan Prasmanan

Kepala SMPN 7 Majalengka, Irwan Nugraha, menjelaskan bahwa konsep prasmanan ini diambil untuk memberikan pengalaman makan yang lebih interaktif dan mendidik bagi siswa. “Dengan cara ini, anak-anak bisa belajar tentang kesehatan makanan, porsi yang tepat, dan bahkan kebersihan. Mereka juga lebih mungkin untuk mencoba berbagai jenis makanan karena bisa melihat dan memilih sendiri,” ujar Irwan.

Respon Positif dari Warga dan Netizen

Respon dari netizen dan warga Majalengka terhadap video ini sangat positif. Banyak yang memuji inovasi pemerintah daerah dalam menjalankan program MBG. “Ini baru bentuk makan bergizi gratis yang benar-benar memberi manfaat gizi sekaligus edukasi,” tulis salah satu komentar di X. Lainnya menyoroti efektivitas program ini dalam mengurangi pemborosan makanan karena siswa hanya mengambil apa yang mereka butuhkan.

Uji Coba dan Alokasi Anggaran

Program ini masih dalam tahap uji coba, namun telah mendapatkan anggaran dari APBD Kabupaten Majalengka sebesar Rp5 miliar untuk tahun 2025, dengan anggaran makan per porsi sebesar Rp10.000. Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menyatakan bahwa program ini akan diperluas jika hasil uji coba memuaskan dan anggaran memadai. “Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa di Majalengka mendapat manfaat dari program ini, terutama untuk mengurangi angka stunting dan memastikan anak-anak kita tumbuh sehat dan cerdas,” tegas Dedi.

Klarifikasi Terkait Pungutan Liar

Meskipun program ini mendapat banyak pujian, terdapat juga video viral lain yang menuduh sekolah di Majalengka mewajibkan wali murid membeli wadah makan untuk program MBG. Namun, Badan Gizi Nasional (BGN) dengan tegas menyatakan bahwa ini adalah hoaks dan tidak ada pungutan biaya sedikit pun kepada siswa atau orang tua dalam program ini.

Program Makan Bergizi Gratis di Majalengka dengan konsep prasmanan ini tidak hanya menjadi topik pembicaraan hangat di media sosial tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk inovasi dalam pemenuhan gizi anak-anak sekolah.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua Pegunungan Ditetapkan Rp30.000 per Porsi

Jayapura, 18 Januari 2025 – Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan telah menetapkan harga untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerahnya sebesar Rp30.000 per porsi, menandai peningkatan dari alokasi anggaran nasional yang sebelumnya ditentukan. Keputusan ini datang setelah evaluasi menunjukkan bahwa anggaran sebelumnya tidak memadai untuk menyediakan makanan yang bergizi bagi para pelajar di wilayah yang terkenal dengan kondisi geografisnya yang menantang dan biaya logistik yang tinggi.

Latar Belakang Program

Program Makan Bergizi Gratis merupakan inisiatif nasional yang diperkenalkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada awal tahun 2025, bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil dan balita. Program ini diharapkan bisa membantu mengatasi masalah stunting dan gizi buruk, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Kesulitan Pelaksanaan di Papua Pegunungan

Provinsi Papua Pegunungan menghadapi tantangan unik dalam pelaksanaan program ini. Dengan kondisi geografis yang terdiri dari pegunungan, daerah terpencil, dan biaya transportasi yang tinggi, menyediakan makanan bergizi dengan anggaran nasional sebesar Rp10.000 per porsi terbukti tidak mencukupi. Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Velix Wanggai, mengungkapkan bahwa biaya makanan di daerah ini bisa mencapai Rp20.000 hingga Rp30.000 per porsi untuk memenuhi standar gizi yang diinginkan.

Anggaran Tambahan

Untuk menyikapi hal ini, pemerintah provinsi telah menambah anggaran dari APBD 2025 untuk mendanai program MBG. “Kami telah siapkan pendanaan di tahun 2025 untuk hal ini,” ujar Wanggai, menekankan pentingnya program ini untuk kesejahteraan generasi muda Papua. Penambahan anggaran ini diharapkan menjamin bahwa setiap porsi makanan memenuhi kebutuhan gizi harian siswa, termasuk protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang cukup.

Dukungan dan Tantangan

Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) yang melihatnya sebagai langkah penting untuk memastikan anak-anak di Papua tumbuh sehat dan cerdas. Namun, ada juga tantangan dalam pelaksanaan, seperti koordinasi logistik, kualitas makanan, dan memastikan program ini tidak membebani anggaran daerah yang sudah terbatas.

Pengaruh Sosial dan Ekonomi

Selain aspek kesehatan, MBG di Papua juga berdampak pada ekonomi lokal. Program ini mendorong pemanfaatan pangan lokal, memberikan kesempatan bagi petani dan UMKM setempat untuk menjadi pemasok bahan makanan, yang pada gilirannya bisa meningkatkan ekonomi desa. Namun, ada kekhawatiran bahwa kualitas dan variasi menu mungkin tidak selalu konsisten di seluruh daerah pedalaman.

Langkah Ke Depan

Pemerintah daerah berencana melakukan evaluasi dan penyesuaian berkala untuk memastikan program ini berjalan sesuai dengan tujuan awalnya. Mereka juga terbuka untuk kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk standar menu, pelatihan bagi petugas dapur, dan pengawasan kualitas makanan.

Dengan penetapan harga Rp30.000 per porsi, Papua Pegunungan mencoba menyeimbangkan antara kebutuhan gizi dan keterbatasan anggaran, menunjukkan komitmen untuk kesehatan anak-anak dan masa depan Papua yang lebih baik.

Sumber: Kompas, BBC, Antara, Tirto, CNN

AI: Grok

Post Comment