Lhoknga – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
Lhoknga
Untuk Raihan dan Dendy
Ada yang seperti tertinggal ketika kutinggalkan Lhoknga malam itu
Ada rasa sesal mengapa tak ku habiskan saja malam itu di Lhoknga
Tak tahu kapan aku bisa kembali kesana ke tempat di bibir pantai itu
Tempat matahari merah membenamkan diri perlahan ke dasar lautan
Saat senja merayap menjadi malam kami bernyanyi dan membacakan puisi
Kami mengumandangkan nyanyian kebebasan merayakan kemerdekaan
Kami membacakan puisi tentang rindu tapi juga rasa marah yang terpendam
Hawa laut terasa segar dalam hangat pelukan biru langit malam
Malam itu ada kesahajaan dan kejujuran yang didendangkan bersama
Tapi juga seperti ada kisah-kisah yang belum sempat terkatakan
Seperti ada sejarah kelam yang ingin dikuburkan dan dilupakan
Tak tahu kapan aku kembali kesana melanjutkan cerita perjalanan ini
Aceh Darussalam 29/10/2025
Di Sebuah Warung Kopi
Untuk Saiful Mahdi
Di pinggir jalan ditepian kampus universitas Syah Kuala ada sebuah warung kopi
Pohon-pohon trembesi yang rindang membuat warung itu terasa teduh
Warung itu dindingnya dari bambu yang sudah mulai reot atapnya sedikit miring
Meja dan bangku kayu dan beberapa kursi plastik yang juga terlihat mulai renta
Warung kopi itu jelas tidak seperti umumnya warung kopi di kota Banda Aceh
Sepintas tidak ada yang menarik dari warung kopi yang got dibawahnya penuh sampah
Suatu hari setelah jalan kaki pagi kami duduk di warung kopi yang sederhana itu
Selain kopi dan jajanan kami disuguhi segelas jamu herbal yang pahit
Di warung kopi itu kami duduk bersama orang-orang yang mampir silih berganti
Ingatanku tiba-tiba melayang ke warung Majalengka di jalan Parung Bogor itu
Ada yang terasa dekat dan sehari-hari mungkin kesederhanaan yang tak bergincu
Di warung kopi yang reot di pinggir kampus itu aku seperti menemukan Indonesia-ku
Darussalam Aceh, 30/10/2025
___________________________________________________________________________________________________________
Biodata
Riwanto Tirtosudarmo, penyair kelahiran Tegal. Beberapa buku puisinya yang telah terbit antara lain Secangkir Kopi di Pagi Hari (2023), Di Galeri Sumbing (Media Nusa Creative, 2024), Mencari Revolusi (Tonggak Budaya, 2024), dan Lorong Waktu (2025).



Post Comment