Asa  yang Berduka – Puisi Ninuk Kleden-Probonegoro

Asa  yang Berduka – Puisi Ninuk Kleden-Probonegoro

Untuk seorang teman di negeri angin

Asa yang BERDUKA

Biasanya dia bersenandung dalam irama azan pagi

Biasanya tubuhnya berayun seolah menari berbalut selimut embun

Biasanya ia singgah ucapkan selamat pagi di kuntum bunga  yang menunggu

kecupannya

Biasanya agak lama ia diam di mawar merah berduri yang sering menyakitinya,

Meskipun harumnya menimbulkan gairah meringankan langkah tariannya

Untuk pindah hinggap menyapa kuntum lain.

Pagi itu tidak seperti biasanya

Asa muncul lambat dan malas, seperti membawa luka di ujung napas
Tak dikecupnya kelopak bunga  ucap selamat pagi

Tak disentuhnya mawar merah berduri

Dia melayang tanpa jiwa, menunduk sendu

“Ada apa Asa” ?

Pagi berembun  sunyi
Tak ada semilir angin menambah napas Asa
Tak ada kuntum bunga menanti kecupannya
Mereka semua menunduk
menyimpan sunyi rahasia yang tak terucap

Asa melayang dan mengayun pergi 

Ia hanyut dalam  gelombang angin yang entah dihembus siapa

Menuju “sana” tempat tak terkatakan yang dijaga algojo tanpa nama

Asa jangan mati dalam angin ya, desahku lirih

Bintaro, 7 Nopember 2025

Post Comment