Hari AI Indonesia dan Riset Total Dunia

Hari AI Indonesia dan Riset Total Dunia

Pada 28 November 2024, Najwa Sihab berbincang bersama CEO NVIDIA, Jensen Huang, sosok yang paling berpengaruh di dunia teknologi setelah era kecerdasan buatan atau AI semakin dibicarakan. Julukan “manusia 2000 triliun” hingga “Taylor Swift”-nya teknologi tersemat pada Jensen usai NVIDIA berhasil jadi salah satu pelopor GPU dan berinovasi pada teknologi machine learning.

Di sela kunjungannya ke Indonesia, Najwa Sihab menjumpai Jensen Huang di lapak kuliner Gulai Tikungan yang berada di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, ditemani oleh CEO Indosat, Vikram Sinha, sembari menyantap street food dan berbincang tentang perkembangan AI. Dalam wawancara ini, mereka membahas bagaimana AI dapat dimanfaatkan oleh pedagang kecil, tantangan yang dihadapi dalam penerapannya, serta kompetensi yang perlu dimiliki generasi muda di era kecerdasan buatan.

Percakapan ini penting untuk diikuti karena memberikan sudut pandang tentang isu pergeseran total dunia yang sedang terjadi. Kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu pendorong utama dalam proses pergeseran ini, menawarkan solusi inovatif dan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya. Di Indonesia, isu pergeseran total sering kali dipandang negatif, dengan kekhawatiran akan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari. Namun, melalui wawancara ini, Najwa Sihab dan Jensen Huang mengajak kita untuk melihat potensi positif dari AI sebagai alat yang dapat memberdayakan individu dan komunitas, serta membantu mereka beradaptasi dengan perubahan cepat yang sedang terjadi.

Najwa Sihab: Untuk para pedagang kecil seperti pedagang kaki lima ini, apa yang akan Anda sarankan agar mereka mulai menggunakan AI?

Jensen Huang: Nah, tentu saja, mereka tidak perlu membangun AI sendiri. Negara perlu membangun AI, dan beberapa perusahaan internet harus membangun AI. Salah satu hal yang akan dipelajari semua orang adalah bahwa AI adalah guru yang hebat karena kamu bisa bertanya apa saja yang kamu inginkan. Jika kamu ingin belajar sesuatu tentang resep baru, kamu hanya perlu bertanya.

Najwa Sihab: Apa yang akan menjadi perubahan atau perbaikan terbesar yang mereka lihat dengan mulai menggunakan AI dalam kehidupan sehari-hari mereka?

Jensen Huang: Ingat, AI sedang mendemokratisasi akses ke pengetahuan dan mengurangi hambatan untuk memecahkan masalah. Di masa depan, jika kamu memiliki ponsel—dan semua orang memiliki ponsel—akan ada AI yang bisa kamu ajak bicara. Kamu bisa bertanya tentang apa saja. Akses ke informasi benar-benar telah meningkat. Sekarang, tentu saja, ada banyak orang yang mengatakan internet adalah akses ke pengetahuan, tapi sebetulnya internet hanya memberikan akses ke informasi. Anda masih harus mencarinya. Dan mencari informasi saja sulit. Sementara itu, AI bisa menjadi tutor yang bisa diajak bicara, hampir seperti orang sungguhan yang pengetahuannya tak terbatas. Anda bisa bertanya apa saja padanya. Kalau Anda merasa tidak enak badan atau merasa sakit, Anda bisa langsung bertanya dan AI akan melakukan yang terbaik untuk membantu. Ketika bisnis Anda tidak berjalan baik, Anda bisa berbagi ide, dan AI akan mencoba memberi Anda beberapa ide alternatif. Tentu saja, beberapa ide tidak terlalu berguna, tetapi interaksi Anda dengan AI akan memberi inspirasi untuk membuat ide baru.

Najwa Sihab: Apa tantangan terbesar bagi para pedagang kecil dalam menggunakan AI?

Jensen Huang: Masalahnya, AI itu mudah digunakan. Komputer tidak mudah digunakan, tetapi kecerdasan itu mudah digunakan. Di masa depan akan ada AI yang bisa mereka ajak berinteraksi, dan AI ini akan tahu banyak hal. Ketika mereka mengakses dan menggunakan AI, sulit untuk mengetahui apa saja hambatan yang akan dihadapi. Jadi, ide yang paling penting tentang kecerdasan buatan (AI) adalah demokratisasi teknologi, mengurangi kesenjangan teknologi, sehingga sekarang siapa pun dapat memiliki akses ke teknologi.

Najwa Sihab: Teknologi AI berkembang pesat dan luas, beberapa proyek AI yang paling menarik parhatian Anda baru-baru ini?

Jensen Huang: Itu mencakup berbagai bidang. Saya sangat menyukai penggunaan AI untuk mempercepat ilmu pengetahuan dan penemuan ilmiah, memahami perubahan iklim, mencari cara untuk menemukan reservoir untuk menangkap dan menyimpan karbon, serta bahan baru yang lebih ringan dan lebih efektif. Selai itu, adalah proyek tentang cara baru menemukan obat yang bisa mengurangi jumlah eksperimen. Seseorang yang sangat pintar bekerja, Anda tahu, itulah kekuatan besar AI. Kita memiliki kolega dan teman yang sangat pintar yang membantu memecahkan masalah.

Najwa Sihab: Dari perspektif Anda, apa saja kesalahpahaman terbesar tentang AI yang membuat orang merasa takut?

Jensen Huang: Semua penggambaran AI dalam film tidak mencerminkan kenyataan. AI memiliki janji besar, dan karena memiliki kemampuan yang luar biasa, ia bisa disalahgunakan. Tanggung jawab ada pada masyarakat, perusahaan yang membangun AI, dan para ilmuwan untuk membangunnya dengan cara yang bertanggung jawab dan aman untuk kita gunakan, juga hemat biaya. Tidak ada gunanya takut. Pada awal kemunculan internet, banyak orang bertanya: gunanya untuk apa, apakah kita mampu membeli dan menggunakannya. Sekarang semua orang telah menggunakannya. Di masa depan, kecerdasan buatan akan menjadi lapisan baru di atas internet hari ini. Kemarin kita menggunakan internet untuk berkomunikasi, besok kita menggunakan internet untuk memecahkan masalah. Anda menggunakan internet sebagai teman yang cerdas.

Najwa Sihab: Jadi, apa yang harus kita waspadai?

Jensen Huang: Ada banyak alasan untuk takut menyeberang jalan, tapi itu tidak berarti kamu tidak menyeberang jalan. Kita harus berhati-hati, tetapi kita juga harus berani. Kita harus membantu dunia untuk memiliki akses ke teknologi ini. Untuk pertama kalinya, dengan teknologi ini kita bisa menutup kesenjangan teknologi. Sangat sedikit orang di dunia yang dapat memprogram komputer, tetapi semua orang akan dengan mudah menggunakan AI—itu seperti interaksi manusia satu sama lain. Mengapa merampas kesempatan mereka untuk mengakses kekuatan teknologi hebat ini yang untuk pertama kalinya dapat mengurangi kesenjangan teknologi? Kita harus berani, kita harus optimis.

Najwa Sihab: Saya pernah menonton salah satu pembicaraan Anda di KTT, di mana Anda menyebutkan bahwa mengajarkan coding tidak sepenting dulu. Kompetensi inti apa yang harus dimiliki anak-anak di era AI ini?

Jensen Huang: Kebanyakan orang tidak perlu belajar coding. Belajar bagaimana berinteraksi dengan AI dan berkomunikasi secara efektif itu penting bagi sebagian orang. Secara umum, kita hanya perlu belajar bagaimana mengajukan pertanyaan dan memicu AI untuk melakukan apa yang kita inginkan. Berkomunikasi dengan AI seperti berkomunikasi dengan manusia, memerlukan beberapa keterampilan. Di masa depan, jika Anda membutuhkan AI, Anda harus belajar bagaimana mengajukan pertanyaan dan memberi petunjuk (prompt). Anda harus bisa meyakinkannya supaya AI bisa melakukan apa yang Anda inginkan. Masa depan bukanlah tentang semua orang belajar cara memprogram komputer, tetapi semua orang belajar cara menggunakan AI.

Najwa Sihab: Apa saja kompetensi inti tersebut?

Jensen Huang: Semua keterampilan dasar dalam pendidikan masih penting: matematika, sains, penalaran, logika, filsafat, sejarah. Semua itu masih penting dan menjadi dasar untuk mengetahui cara berinteraksi dengan AI. Ketika mengajukan pertanyaan, Anda tetap akan memerlukan informasi latar belakang. Jadi, tidak ada yang berubah, kecuali Anda tidak perlu belajar untuk memprogram komputer. Kesalahan umum yang masih terjadi adalah pandangan bahwa untuk menjadi sukses dan bisa berkomunikasi dengan seluruh dunia, kita perlu belajar memprogram komputer. Itu sebuah kesalahan. Ada banyak cara untuk sukses tanpa belajar cara melakukannya, tanpa mengetahui cara memprogram komputer. Untuk pertama kalinya, hal itu tidak diperlukan karena adanya AI.

Saya pikir hal itu menginspirasi orang-orang, bisa mengangkat orang-orang untuk menyadari bahwa hambatan terhadap kesuksesan mereka telah dihapus. Kita tidak perlu terus meningkatkan standar masyarakat untuk tahu fisika, kalkulus, C++, tingkat kemampuan yang sebagian masyarakat tidak dapat mencapainya. Saya pikir itu membuat orang tidak bisa sukses dan harus menurunkan harapan. Sekarang kita punya AI untuk menjadi partner. AI akan membuat semua orang menjadi superhuman, itulah idenya. Ide yang sama seperti 300 tahun yang lalu jika kamu berkata pada seseorang kamu bisa berlari 10 kali lebih cepat dari kuda, tidak ada yang bisa, tapi sekarang semua orang melakukannya. Sekarang semua orang bisa 10 kali lebih cepat dari kuda ketika naik mobil–dan seperti itulah manusia superhuman.

Di masa depan, semua itu tidak akan terasa lebih ajaib. Anda hanya perlu memiliki komputer yang akan membantu kita untuk menjadi superhuman. Anda harus memanfaatkan komputer itu untuk menjadi manusia super. Angkat diri Anda, angkat masyarakat Anda, angkat desa Anda, angkat komunitas Anda, negara Anda, semuanya, untuk menjadi superhuman.

Najwa Sihab: Bolehkah saya bertanya alasan personal, kenapa Anda mau berinovasi dalam teknologi AI ini?

Jensen Huang: Saya suka melihat orang lain sukses.

Percakapan terpotong oleh Vikram Sinha yang mengaku banyak belajar dari Jensen Huang. Ia mengatakan sengaja tidak menggunakan jam tangan agar bisa menikmati waktu di tempat itu.

Jensen Huang: Hari ini adalah hari yang sangat besar untuk Indonesia. Ini adalah hari pertama AI Indonesia, dan Anda (Najwa) perlu tahu bahwa AI ini dibangun di Indonesia oleh orang Indonesia. Negara ini membangun AI dengan bahasa dan budayanya sendiri, dan sekarang memiliki sistem operasi untuk industri masa depan. Anda (Vikram) telah bergabung dengan pemimpin dunia dalam industri AI. Anda melakukannya di sini di Indonesia, dan saya sangat bangga dengan Anda (Vikram). Sungguh, ini adalah hari yang besar.

Najwa Sihab: Apa saran Anda untuk para profesional muda yang baru memulai karir di industri teknologi ini atau di bidang apa pun, di era renaissance computing seperti sekarang?

Jensen Huang: Ini adalah reset total dalam industri teknologi. Hal pertama yang perlu Anda tahu adalah bahwa Anda berada di tempat yang sama dengan orang lain saat ini. Tidak ada yang lebih maju. Ini adalah pengaturan ulang yang lengkap, jadi itu adalah hal pertama yang harus dilakukan. Hal kedua, gunakan AI untuk menjadi superhuman. Jangan berpikir bahwa AI akan menjadi superhuman; gunakan AI agar kamu menjadi superhuman. Belajar untuk berinteraksi dengan AI, dan apapun yang kamu lakukan, gunakan AI.

Najwa Sihab: Terima kasih, Jensen, atas wawasan yang sangat berharga ini.

Jensen Huang: Terima kasih, Najwa.

Ini ditulis berdasarkan percakapan Najwa Sihab dan Jansen Huang di YouTube.
Deri Hudaya, tulisan-tulisannya terdokumentasikan di HumaNiniNora.

Post Comment