Bybit Alami Peretasan Besar, Kerugian Capai US$1,5 Miliar

Platform perdagangan kripto ternama, Bybit, dilaporkan mengalami peretasan besar pada Jumat malam, 21 Februari 2025. Berdasarkan laporan awal dari Arkham Intelligence, peretas berhasil menguras aset senilai US$1,5 miliar (sekitar Rp23,5 triliun dengan kurs Rp15.666 per dolar AS), termasuk Ethereum (ETH), stETH, dan sejumlah token lainnya, dari dompet dingin (cold wallet) milik Bybit yang seharusnya memiliki tingkat keamanan tinggi.

Kejadian ini pertama kali mencuat melalui unggahan di platform X oleh akun

@coinvestasi pada pukul 22:57 WIB, yang menyebutkan bahwa ratusan juta dolar dalam bentuk ETH dan stETH telah mengalir keluar dari exchange Bybit. Informasi tersebut kemudian dikonfirmasi oleh pendiri Bybit melalui akun resmi

@Bybit_Official, meskipun detail resmi masih terbatas. “Kami sedang menyelidiki insiden ini dan akan memberikan pembaruan secepatnya,” tulis perwakilan Bybit dalam pernyataan awal.

Menurut postingan di X oleh

@KriptoMerdeka pada pukul 09:10 WIB, Bybit bahkan mengambil langkah tidak biasa dengan mengajak peretas untuk bernegosiasi secara langsung melalui siaran langsung, seraya mengingatkan bahwa dana curian akan sulit dicairkan karena sifat transparan blockchain. Langkah ini disebut sebagai upaya Bybit untuk mengendalikan narasi dan menunjukkan sikap proaktif, berbeda dari respons yang kerap reaktif dalam kasus serupa.

Peretasan ini menjadi salah satu insiden keamanan terbesar dalam sejarah industri kripto, memicu kekhawatiran di kalangan investor global, termasuk di Indonesia. Harga Bitcoin dilaporkan sempat naik pasca-kejadian, sementara Ethereum mengalami tekanan jual, menurut data Coinmarketcap pada pukul 09:40 WIB, 22 Februari 2025. Kapitalisasi pasar kripto global sendiri tercatat naik 2,1% menjadi US$3,17 triliun dalam 24 jam terakhir.

Hingga berita ini ditulis, penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui bagaimana peretas bisa menembus sistem keamanan dompet dingin Bybit.