Asa yang Berduka – Puisi Ninuk Kleden-Probonegoro
Untuk seorang teman di negeri angin Asa yang BERDUKA Biasanya dia bersenandung dalam irama azan pagi Biasanya tubuhnya…
Lhoknga – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
LhokngaUntuk Raihan dan Dendy Ada yang seperti tertinggal ketika kutinggalkan Lhoknga malam ituAda rasa sesal…
Dinihari yang Basah – Puisi Ninuk Kleden-Probonegoro
Masih dinihari. Embun bergantung di ujung daun, menunggu Mentari menjemputnya.. Dalam gelap yang basah oleh…
Membaca Bali dalam Puisi Pranita Dewi
Membaca Puisi Pranita Dewi1Ketika seorang penyair memberi judul bukunya dengan mengambil satu sajak di dalamnya,…
N A D A – Puisi Ninuk Kleden-Probonegoro
Kadang ia muncul berdayung sepoinya angin. Kadang ia muncul berkelebat berkuda buih ombak Kadang ia…
Tiga Puisi Untuk Amerika: “November Yang Panjang” – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
4 November 2024 Siang itu kususuri Massachusetts Avenue dari Porter Square ke Harvard SquareTerngiang di…
Musim Semi Perlawanan: Tiga Puisi untuk Mahasiswa Indonesia – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
Setelah Prahara Orang-orang kecil itu tidak minta terlalu banyak seperti kalianAsal bisa makan dan membayar…
Lima Sajak: Elegi Untuk Senjakala – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
WanurejoDi kaki Candi Borobudur itu masa kini dan masa lalu seperti bertemuAda yang tak ingin…
Tiga Puisi Mengenang Pramoedya “Revolusi di Bumi Manusia” – Puisi-puisi Riwanto Tirtosudarmo
Revolusi Sudah MatiUntuk Goenawan Mohamad Revolusi telah lama mati tak ada lagi revolusiGoenawan Mohamad tidak…